Bantul (MTs Negeri 1 Bantul), Persaudaraan sesama mukmin diibaratkan seperti tubuh manusia. Apabila tangan sakit maka bagian badan yang lain ikut merasakannya. Demikian pula bila bahagia, maka semua bagian tubuh juga ikut menikmati. Sebagai upaya meningkatkan ukhuwah islamiyah MTs Negeri 1 Bantul selalu istiqamah menciptakan lingkungan kerja yang harmonis dalam suasana kekeluargaan. Upaya tersebut salah satunya diimplementasikan melalui pengajian dwiwulan keluarga besar MTs Negeri 1 Bantul.
Pada kesempatan ini pengajian dwiwulan diselenggarakan di rumah salah satu guru yakni Ibu Sumiyasih di Deresan, Ringinharjo, Bantul. Pengajian pada Ahad 12/3 diikuti oleh seluruh keluarga guru dan tata usaha MTs Negeri 1 Bantul. Diawali dengan ramah tamah dilanjutkan pengajian. Acara berjalan khidmat dan penuh nuansa ukhuwah (persaudaraan).
Kepala madrasah menyampaikan apresiasi pada keluarga besar MTs Negeri 1 Bantul yang sampai saat ini selalu mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan dan keislaman dalam berjuang mengembangkan madrasah. Madrasah adalah kita. Cerminan kita ada pada madrasah tempat kita bekerja. Bekerja bukan semata mencari uang namun sebagai ibadah. Demikian sambutan Ibu Rita Astuti selaku kepala madrasah.
Taushiah disampaikan oleh H. Fachrudin, S.Ag. Beliau berpesan agar seorang mukmin harus memiliki porsi cinta yang seimbang. Cinta adalah dorongan hati kesadaran diri yang membuat orang yang hatinya menjadi terpaut. Ada tiga macam bentuk cinta di dunia ini. Yang pertama adalah cinta pada Allah (hubban lillah). Orang yang beriman cintanya pada Allah amat sangat besar karena menempatkan Allah sebagai cinta yang utama. Kedua, Cinta menengah (Al-mahabbah al wustha). Cinta menengah adalah cinta manusia pada selain Allah. Cinta bentuk ini seperti cinta suami pada istri atau sebaliknya, cinta anak pada orang tua atau sebaliknya, cinta harta dan lain-lain. Cinta kedua boleh saja dimiliki namun harus selalu dibawah bobot cintanya pada Allah. Saat sedang sibuk bekerja terdengar panggilan Allah untuk shalat, maka tinggalkanlah pekerjaan dan tunaikan panggilan-Nya. Ini satu bentuk cinta yang seimbang.Yang ketiga adalah cinta yang hina (al-mahabbah al adna). Cinta hina adalah cinta menengah yang berlebihan senhingga berubah menjadi cinta hina. Ini disebabkan memprioritaskan cinta pada dunia melebihi cinta pada Allah.