Bantul(MTsN 1 Bantul)—Kegiatan Pesantren Ramadhan Putri MTs Negeri 1 Bantul membahas masalah keputrian dengan tuntas bersama narasumber yang juga guru Tahfidz. Kegiatan tersebut berlangsung di kampus madrasah setempat pada Kamis (6/4/23). Pesantren Ramadhan Putri diikuti sebanyak 182 siswi.
Guru Tahfidz sekaligus alumni Pondok Pesantren Al Munawir Krapyak Yogyakarta, Dewi Salma menyampaikan siswi harus menulis kapan waktu mulai haid dan kapan mulai berakhir. Dengan menulis pada waktu haid maka siswi akan tahu mana darah haid ataupun bukan darah haid. Masa haid minimal sehari semalam (24 jam) maksimal 15 hari 15 malam pada umumnya haid 6 atau 7 hari.
Masa suci atau jarak antara dua haid minimal suci 15 hari 15 malam, maksimal suci tidak terbatas, dan pada umumnya masa suci 23 atau 24 hari. Dari perhitungan masa haid maka darah yang keluar di luar masa haid dinamakan darah istihadzoh, sedangkan darah yang keluar karena melahirkan dinamakan darah nifas.
Ada lima macam warna darah haid yaitu merah, hitam, abu-abu (antara merah dan kuning), keruh, dan kuning. Berhentinya darah haid ditandai dengan keluarnya lendir putih dan jernih ataupun kering (tidak ada cairan sama sekali). Setelah darah haid berhenti seorang perempuan diwajibkan untuk mandi besar.
Beberapa cara mandi besar yang disampaikan Dewi Salama setelah haid. Pertama niat mandi besar beserta donya. Kedua meratakan air ke seluruh tubuh. Disamping itu juga Dewi Salama menyampaikan amalan-amalan yang dilarang selama haid diantaranya salat, puasa, berdiam diri dalam masjid, membawa atau menyentuh dan membaca Al-Qur’an, thawaf, sujud syukur, sujud tilawah. Erna Radyanti juga menambahkan penjelasan apa yang disampaikan oleh Dewi Salma. (sy)