Bantul (MTsN 1 Bantul) -- Selama ini BimbinganKonseling (BK) masih menjadi "momok" bagi siswa serta orang tua, seolah-olahjika berkaitan dengan BK menandakan ada hal negatif yang terjadi. Paradigma iniharusnya sudah hilang seiring dengan fungsi BK dalammenangani berbagai kendala yang dihadapi siswa dalamperkembangannya mengikuti pembelajaran yang menjadi menjadi tugas utama dariguru BK.
Seiring dengan perkembangan usia, siswa memiliki berbagaipermasalahannya sendiri yang tentunya tak lepas dari latar belakangnya baiksegi ekonomi, sosial, keluarga, dan pergaulannya. "Kami selesaikan sedinimungkin, dengan melibatkan orang tua jika ditengarahi ada permasalah siswa yangdapat mengganggu proses pembelajarannya di madrasah'" ujar Syaekhul Fatah wakakesiswaan saat konsultasi di ruang BK dengan guru BK dan orang tua siswa padaRabu (24/04).
Permasalahan yang muncul di setiap jenjang kelasberbeda sesuai dengan perkembangan usia. "Latar belakang keluarga, secara umumjadi penyebab permasalah siswa yang terkendala dalam mengikuti pembelajaran," kataSri Murwanti guru BK kelas 7. Kesamaan hobi, pemikiran, dan gaya hidup siswaakan menjadi dasar mereka membentuk kelompok bermain, yang jika tidak adapengawasan dari orang tua bisa menimbulkan permasalahan ke arah negatif. Oleh karenanya,orang tua harus bersinergi dan berperan aktif serta berkoordinasi denganmadrasah dalam penyelesaian permasalahan anak jika ditemukan indikasi yang bisamenyebabkan terganggunya proses pembelajaran siswa.
Orang tua, menjadi pilar utama siswa dalampembentukan karakter serta pendorong motivasi agar aktif dalam mengikutipembelajaran di madrasah. "Anak kami jika di rumah nampak biasa, ternyata adapermasalahan yang harus diselesaikan. Terima kasih pada BK yang telah menanganisecara dini, sehingga tidak merembet lebih jauh," tutur salah satu orang tuasiswa saat berkonsultasi di ruang BK. Sinergi madrasah, orang tua, dan madrasahmenjadikan keberhasilan dalam pelaksanaan pendidikan yang berlangsung. (MUR/ARF)